Dampak Pandemi
”Warteg” dan ”Burjo” Krisis di Kampung
Modal para juragan kecil dan karyawan warung nasi di perantauan habis dan tak bisa kembali ke perantauan. Daerah menerima beban tambahan di saat pandemi Covid-19.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2FPerantau-Kuningan_89661915_1591286486.jpg)
Andi Waruga (42) menata galon air minum di rumahnya di Desa Kaduagung, Kecamatan Sindangagung, Kuningan, Jawa Barat, Selasa (2/6/2020). Ketua Paguyuban Pengusaha Warga Kuningan (PPWK) Yogyakarta itu bersiap mengantar galon pesanan konsumen menggunakan mobil miliknya. Pandemi Covid-19 membuat perantau asal Kuningan seperti Andi tidak bisa kembali ke perantauan untuk berdagang dan akhirnya berjuang di kampung halaman sendiri.
JAKARTA, KOMPAS —Pandemi Covid-19 membawa dampak multidimensi yang nyata. Dalam skala kabupaten, daerah seperti Kuningan, Jawa Barat, serta Brebes dan Tegal, Jawa Tengah, menanggung ratusan ribu keluarga pengusaha kecil dan mikro, termasuk yang terpaksa pulang kampung tanpa pekerjaan.
Mereka adalah para pedagang bubur kacang hijau (burjo) dan mi instan di Yogyakarta dan kota lain serta pengusaha warung nasi (warteg) yang tersebar di Tanah Air.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 11 dengan judul "”Warteg” dan ”Burjo” Krisis di Kampung".
Baca Epaper Kompas