logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊPersaingan Ketat dan Tak Sehat...
Iklan

Persaingan Ketat dan Tak Sehat Layanan Taksi Daring

Tak hanya dimonopoli dua perusahaan eksisting, kini hadir dua layanan ojek dan taksi daring baru. Penumpang makin banyak pilihan menguntungkan. Namun, ada persaingan tak sehat yang berdampak pada pengemudi dan pengguna.

Oleh
ERIKA KURNIA, Atiek Ishlahiyah Al Hamasy, Ayu Nurfaizah
Β· 1 menit baca
Sopir taksi daring mengantarkan penumpang ke tujuan di Jakarta, Rabu (25/3/2020).
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI

Sopir taksi daring mengantarkan penumpang ke tujuan di Jakarta, Rabu (25/3/2020).

JAKARTA, KOMPAS β€” Salah satu pertimbangan pengguna dalam menentukan paltform ojek dan taksi daring adalah tarif. Meskipun demikian, kualitas layanan, seperti jaminan rasa aman dan nyaman bagi penumpang, tetap menjadi pertimbangan utama calon penumpang saat memutuskan akan menggunakan jasa taksi daring.

Seperti yang diungkapkan oleh Febrianti (23), warga Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan. Ia beberapa kali menggunakan taksi daring untuk pergi ke kantornya di daerah Kuningan, Jakarta Selatan. ”Sebelum memilih, biasanya saya membandingkan harga dulu,” katanya.

Editor:
NELI TRIANA
Bagikan