logo Kompas.id
›
Metropolitan›Hadiah Satu Juta Dollar AS dan...
Iklan

Hadiah Satu Juta Dollar AS dan Masa Emas Inovasi di Tengah Krisis

Terjebak di situasi kritis dengan pilihan selamat atau menjadi korban, bahkan kehilangan nyawa, membuat orang tak berkutik. Namun, sejarah membuktikan, kondisi genting dan mengancam juga memicu munculnya banyak inovasi.

Oleh
Neli Triana
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/JRS3Jm1mvyoVEu0wanjMwVOqwsg=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2F4f5dfd72-5aa5-4b0d-b474-5dc65d659b40_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Warga berjalan-jalan dengan anjing peliharaan melintasi trotoar di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, Kamis (8/7/2021). Meskipun pandemi belum jelas kapan berakhir, kota-kota di dunia didorong terus berinovasi untuk menjadikan kota kian sehat dan tentunya layak huni.

Dunia bukan kali ini saja menghadapi krisis global. Dalam satu abad terakhir, selain beberapa wabah penyakit menjangkiti jutaan orang melintasi batas negara, benua, dan samudera, ada juga perang dunia yang memakan korban serta kerugian materiil yang tak kalah besar.

Sekitar tahun 1940, manusia penghuni Bumi dicekam ketakutan ketika Perang Dunia II berdampak pada hampir semua negara. The Atlantic dalam salah satu artikelnya melaporkan, ketika perang tengah panas-panasnya, sekelompok ilmuwan menghadap Presiden Amerika Serikat dan menyatakan negara mereka sedang lemah. Para ilmuwan itu menyarankan agar segera dibentuk agensi baru terdiri atas ahli teknologi dan ilmuwan untuk membantu memenangi perang.

Editor:
gesitariyanto
Bagikan