logo Kompas.id
β€Ί
Kolomβ€ΊAsal-usul Kata Takjil, Bukber,...
Iklan

Asal-usul Kata Takjil, Bukber, dan Jaburan

Berbukalah dengan yang manis. Sungguh familiar kalimat ini pada setiap bulan Ramadhan. Anjuran manis itu tentu saja soal rasa, boleh juga perihal cara. Dari takjil, bukber, sampai jaburan, bertabur yang manis-manis.

Oleh
Didik Durianto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/4Yg6LFnlkv_7QjucPbOdVi6at10=/1024x724/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F03%2F31%2F9e44e42f-b8af-4232-8ac7-89894d0bdd7f_jpg.jpg

Setelah seharian menahan lapar dan dahaga, apalagi di tengah cuaca terik, nikmat nian membatalkan puasa dengan minuman yang segar, dingin, dan manis. Rasa manis kolak pisang jenis raja, yang ditaburi gula merah atau es kelapa muda dan dilumuri susu kental manis, santan instan, dan sejumput garam, sangat maknyus. Lumer di sentuhan pertama lidah yang kering.

Lebih komplet lagi, buka puasa ditunaikan dengan cara yang manis. Berbuka dengan anggota keluarga, rekan kerja, teman sekolah, atau bersama yang terdalam, si tambatan hati, misalnya.

Editor:
SRI REJEKI
Bagikan