POLA HIDUP
Beban Ganda Pengendalian Jumlah Perokok Pemula
Meski kampanye kesehatan dan antirokok terus digencarkan, jumlah perokok pemula di Indonesia masih meningkat. Sebagian pemula menggunakan rokok elektrik yang sebenarnya juga memiliki dampak berbahaya terhadap kesehatan.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F20060203aic0_1581397546.jpg)
Untuk mengatasi polusi udara, selain adanya pembatasan tempat merokok juga ditegakkannya larangan merokok ditempat-tempat yang telah ditentukan.
JAKARTA, KOMPAS--Upaya pengendalian tembakau di Indonesia kian berat dengan meningkatnya penggunaan rokok elektrik. Beban ini terutama untuk mengendalikan jumlah perokok pemula yang terus bertambah.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019 ditargetkan, prevalensi perokok pemula pada usia 10-18 tahun bisa menurun menjadi 5,4 persen. Namun, kondisi yang terjadi saat ini justru jumlah perokok pemula semakin meningkat. Pada 2013, prevalensi perokok pemula sebesar 7,2 persen. Jumlah ini terus meningkat menjadi 9,1 persen pada 2018. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional memprediksi prevalensi ini akan meningkat menjadi 15 persen pada 2020 dan 16 persen pada 2030.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 8 dengan judul "Beban Ganda Pengendalian Jumlah Perokok Pemula".
Baca Epaper Kompas