logo Kompas.id
InternasionalMeruwat Bumi, dari Tarif...
Iklan

Meruwat Bumi, dari Tarif Angkot Murah hingga Kentut Sapi

Realisasi komitmen mengurangi emisi karbon kurang menggembirakan. Namun, pilihannya adalah meruwat bumi atau malapetaka terjadi. Sejumlah kota dan pemerintahan negara mulai berinovasi.

Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
· 1 menit baca
Sejumlah warga mengendarai sepeda motor melintasi tenda-tenda pengungsian warga korban banjir di Sukkur, Provinsi Sindh, Pakistan, 26 Agustus 2022. (Photo by Asif HASSAN / AFP)
AFP/ASIF HASSAN

Sejumlah warga mengendarai sepeda motor melintasi tenda-tenda pengungsian warga korban banjir di Sukkur, Provinsi Sindh, Pakistan, 26 Agustus 2022. (Photo by Asif HASSAN / AFP)

Banjir di Pakistan yang menewaskan lebih dari 1.000 orang dan berdampak terhadap sekitar 30 juta warga mengajarkan satu hal; ketika malapetaka akibat perubahan iklim terjadi, hanya bendera putih yang bisa dikibarkan pemerintah. Sumber daya yang ada, seberapa pun kekuatannya, tak akan mampu menanggulanginya.

Jadi, tak ada pilihan yang paling bijaksana, kecuali berinvestasi mulai sekarang untuk meminimalisasi dan memitigasi risiko. Syukur-syukur bisa menghindari risiko. Semahal apa pun nilai investasinya, tetap lebih murah ketimbang jadi ”pemadam kebakaran”.

Editor:
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
Bagikan