logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊPenyedotan Air Tanah secara...
Iklan

Penyedotan Air Tanah secara Masif Turut Memicu Pergeseran Kutub Bumi

Menipisnya reservoir bawah tanah karena pengambilan berlebih menggeser distribusi massa air global dan membuat Kutub Utara bergeser lebih dari 4 sentimeter per tahun.

Oleh
AHMAD ARIF
Β· 1 menit baca
Foto udara rumah pompa Pluit berlatar belakang Teluk Jakarta di Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (19/8/2021). DKI dengan segala jenis kegiatan dan permukiman penduduk mengalami masalah penurunan muka tanah selama 50 tahun terakhir. Penurunan muka tanah akibat ekstraksi atau pengambilan air tanah menjadi fenomena yang dominan terjadi di Jakarta. Laju maksimum penurunan tanah mencapai 6 sentimeter per tahun.
KOMPAS/AGUS SUSANTO (AGS)

Foto udara rumah pompa Pluit berlatar belakang Teluk Jakarta di Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (19/8/2021). DKI dengan segala jenis kegiatan dan permukiman penduduk mengalami masalah penurunan muka tanah selama 50 tahun terakhir. Penurunan muka tanah akibat ekstraksi atau pengambilan air tanah menjadi fenomena yang dominan terjadi di Jakarta. Laju maksimum penurunan tanah mencapai 6 sentimeter per tahun.

JAKARTA, KOMPAS β€” Dua triliun ton air bersih disedot dari reservoir bawah tanah antara tahun 1993 dan 2010. Selain menurunkan muka tanah, penyedotan air tanah memindahkan massa air ke laut sehingga meningkatkan permukaan air laut dan membuat Kutub Utara bergeser lebih dari 4,36 sentimeter per tahun.

Implikasi pengambilan air tanah secara global dengan pergeseran poros bumi ini dilaporkan para peneliti dari Seoul National University di jurnal Geophysical Research Letters pada 15 Juni 2023. Ki-Weon Seo, ahli geofisika dari Department of Earth Science Education, Seoul National University, menjadi penulis pertama kajian ini.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan