logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊJalan Panjang Mencetak Sawah...
Iklan

Jalan Panjang Mencetak Sawah di Lahan Gambut

Kegigihan petani transmigran selama 18 tahun akhirnya mengubah lahan gambut Belanti Siam menjadi sawah. Kesuksesan ini juga ditopang pengorbanan lingkungan, dimulai dari proyek PLG, kebakaran berulang, hingga pupuk.

Oleh
AHMAD ARIF, DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Β· 1 menit baca
Mardi Pranoto (48), warga Belanti Siam, menunjukkan padinya yang tak berisi, Jumat (29/1/2021). Panen raya di Belanti Siam dan beberapa desa di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, gagal lantaran banyak faktor.
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Mardi Pranoto (48), warga Belanti Siam, menunjukkan padinya yang tak berisi, Jumat (29/1/2021). Panen raya di Belanti Siam dan beberapa desa di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, gagal lantaran banyak faktor.

Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, sukses menanam padi sawah di lahan gambut sehingga jadi rujukan proyek lumbung pangan (food estate). Namun, mereplika Belanti Siam bukan perkara gampang. Sebab, para transmigran di desa ini membutuhkan 18 tahun sebelum akhirnya bisa memanen padi.

Sebelum berganti nama menjadi Belanti Siam, desa ini dulu merupakan kawasan transmigrasi Unit Pangkoh VII. Heriyanto (43), anggota Kelompok Tani Sido Mekar di Desa Belanti Siam, mengingat masa-masa remajanya saat ikut orangtuanya meninggalkan Ponorogo, Jawa Timur, menuju Pangkoh pada tahun 1982.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan