logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊDi Balik Rokok Elektrik
Iklan

Di Balik Rokok Elektrik

Rokok elektrik sama bahayanya seperti rokok konvensional. Ada banyak senyawa kimia pada rokok elektrik yang berdampak buruk pada tubuh, sebagian bersifat karsinogenik atau memicu kanker.

Oleh
ADHITYA RAMADHAN
Β· 1 menit baca
Ilustrasi. Sejumlah produk rokok elektrik dan rokok konvensional dipajang dalam acara forum diskusi terkait dorongan kebijakan rokok elektrik, Selasa (25/6/2019), di Jakarta.
KOMPAS/DEONISIA ARLINTA

Ilustrasi. Sejumlah produk rokok elektrik dan rokok konvensional dipajang dalam acara forum diskusi terkait dorongan kebijakan rokok elektrik, Selasa (25/6/2019), di Jakarta.

Tingginya prevalensi merokok hingga kini masih menjadi persoalan kesehatan masyarakat yang tidak hanya berdampak pada kesehatan tetapi juga sosial dan ekonomi. Dampak buruk rokok pada kesehatan yang perlahan, tidak instan, membuat produk tembakau ini dianggap tidak berbahaya. Perilaku merokok pun dianggap sebagai perilaku yang normal. Padahal, tingginya prevalensi perokok menjadi salah satu kontributor utama meningkatnya kejadian penyakit tidak menular yang membebani keuangan negara dalam beberapa dekade terakhir.

Belum juga konsumsi rokok konvensional berhasil dikendalikan, sudah muncul produk-produk tembakau baru, salah satunya rokok elektrik. Kelompok pendukung rokok elektrik mengampanyekan produk ini sebagai alternatif untuk berhenti merokok konvensional meskipun bukan merupakan cara yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk berhenti merokok. Alih-alih membuat konsumsi rokok konvensional terkendali, yang terjadi justru prevalensi rokok elektrik meningkat, begitu juga dengan prevalensi perokok konvensional.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan