logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊMenata Kosakata
Iklan

Menata Kosakata

Penyerapan kosakata asing harus terus didukung, tetapi perlu mempertimbangkan khazanah negeri sendiri. Tak ada salahnya mengoreksi penyerapan kosakata asing asal sesuai aturan.

Oleh
WAHYU AYUNINGSIH
Β· 1 menit baca
Dua kandidat presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Joe Biden, berdialog dengan presenter NBC News, Kristen Welker, selaku moderator dalam acara debat calon presiden AS final di Universitas Belmont, Nashville, Tennessee, AS, 22 Oktober 2020. <i>Presenter </i>yang merupakan kata serapan dari bahasa asing lebih banyak digunakan daripada padanan katanya yang sudah ada dalam bahasa Indonesia, yaitu <i>pewara</i>.
CHIP SOMODEVILLA / POOL / AFP

Dua kandidat presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Joe Biden, berdialog dengan presenter NBC News, Kristen Welker, selaku moderator dalam acara debat calon presiden AS final di Universitas Belmont, Nashville, Tennessee, AS, 22 Oktober 2020. Presenter yang merupakan kata serapan dari bahasa asing lebih banyak digunakan daripada padanan katanya yang sudah ada dalam bahasa Indonesia, yaitu pewara.

Kosakata bahasa Indonesia merupakan hal yang peka terhadap perkembangan zaman. Namun, kedinamisan ini tidak lantas membuat kosakata berbahasa Inggris dengan mudahnya diserap. Ada pertimbangan-pertimbangan budaya dan politik guna merawat keeratan dengan bahasa-bahasa nusantara.

Dalam hal ini, bahasa nusantara termasuk khazanah budaya bangsa yang sebaiknya diutamakan dalam mencari padanan kata. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) akan menjadi rujukan secara akademis ataupun praktis dalam penggunaan bahasa Indonesia baku sehingga perlu mempertimbangkan pengutamaan serapan kosakata.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan