logo Kompas.id
β€Ί
Gaya Hidupβ€ΊBudidaya Maggot Serap 50...
Iklan

Budidaya Maggot Serap 50 Persen Sampah di Banyumas

Budidaya maggot atau larva lalat tentara hitam di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) mampu mengurangi sampah organik hingga 50 persen. Budidaya diharapkan dikembangkan di 24 TPST di Banyumas.

Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/GLHr7NRH0iBk4CVjZnN0054yOc4=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2Fe84455b0-2356-4f5a-a25a-4ebcf9ef17c8_jpg.jpg
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Petugas memanen maggot di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (16/8/2021).

PURWOKERTO, KOMPAS β€”  Budidaya maggot di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Sokaraja dan Karangcegak, Kabupaten Banyumas, mampu menyerap sampah hingga 50 persen. Budidaya larva dari lalat tentara hitam (black soldier fly/BSF) itu diharapkan bisa dikembangkan di 24 tempat pengolahan sampah terpadu lainnya di Banyumas.

”Dari 20 ton sampah yang masuk ke hanggar atau TPST, 50 persen sampahnya adalah sampah organik. Sampah organik sebanyak 10 ton itulah yang habis oleh budidaya maggot,” kata Direktur Utama PT Green Prosa Arky Gilang saat penandatanganan kerja sama pengolahan sampah organik Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sokaraja dengan PT Green Prosa, Senin (16/8/2021).

Editor:
aufrida wismi
Bagikan