Memacu Pertumbuhan Ekonomi Tak Cukup dengan Jamu Manis Moneter
Agar ekonomi domestik kembali menggeliat, tidak cukup hanya dengan jamu manis BI. Kebijakan pemerintah juga dibutuhkan.
JAKARTA, KOMPAS β Meski memberikan sedikit kelegaan, pemangkasan bunga acuan oleh Bank Indonesia tidak serta-merta akan menggerakkan perekonomian domestik yang tengah dilanda pelemahan, terutama kelas menengah. Belanja masyarakat, terutama kelas menengah dapat didorong, antara lain melalui insentif fiskal.
Setelah mempertahan suku bunga acuannya pada level 6,25 persen selama empat bulan berturut-turut, Bank Indonesia (BI) akhirnya memberikan jamu manis alias menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen. Keputusan ini mempertimbangkan perkiraan inflasi yang tetap terjaga rendah pada 2024 dan 2025 dalam sasaran 1,5-3,5 persen, penguatan dan stabilitas nilai tukar rupiah, serta diperlukannya upaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.