logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊMemacu Pertumbuhan Ekonomi Tak...
Iklan

Memacu Pertumbuhan Ekonomi Tak Cukup dengan Jamu Manis Moneter

Agar ekonomi domestik kembali menggeliat, tidak cukup hanya dengan jamu manis BI. Kebijakan pemerintah juga dibutuhkan.

Oleh
AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO
Β· 0 menit baca
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (20/3/2024).
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (20/3/2024).

JAKARTA, KOMPAS – Meski memberikan sedikit kelegaan, pemangkasan bunga acuan oleh Bank Indonesia tidak serta-merta akan menggerakkan perekonomian domestik yang tengah dilanda pelemahan, terutama kelas menengah. Belanja masyarakat, terutama kelas menengah dapat didorong, antara lain melalui insentif fiskal.

Setelah mempertahan suku bunga acuannya pada level 6,25 persen selama empat bulan berturut-turut, Bank Indonesia (BI) akhirnya memberikan jamu manis alias menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen. Keputusan ini mempertimbangkan perkiraan inflasi yang tetap terjaga rendah pada 2024 dan 2025 dalam sasaran 1,5-3,5 persen, penguatan dan stabilitas nilai tukar rupiah, serta diperlukannya upaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan