APBN 2025 Bentukan Jokowi Berpeluang Dirombak Setelah Prabowo Menjabat
Pembahasan APBN Perubahan dalam transisi Jokowi-Prabowo yang awalnya dihindari kini didorong-dorong.
![Presiden Joko Widodo bersantap siang dengan rival politiknya pada Pemilu Presiden 2019, Prabowo Subianto, setelah menumpang MRT dari Stasiun MRT Lebak Bulus menuju Senayan, Jakarta, Sabtu (13/7/2019). Mereka berdua berharap pertemuan itu menjadi momentum untuk mengakhiri perselisihan antarpendukung dan mulai bersatu kembali untuk membangun bangsa.](https://cdn-assetd.kompas.id/xgetTigHa6dBWenIWrJrOVt6i9w=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F07%2F13%2F4dd0b871-5bf5-4226-bb56-3488e15f7bcb_jpg.jpg)
Presiden Joko Widodo bersantap siang dengan rival politiknya pada Pemilu Presiden 2019, Prabowo Subianto, setelah menumpang MRT dari Stasiun MRT Lebak Bulus menuju Senayan, Jakarta, Sabtu (13/7/2019). Mereka berdua berharap pertemuan itu menjadi momentum untuk mengakhiri perselisihan antarpendukung dan mulai bersatu kembali untuk membangun bangsa.
JAKARTA, KOMPAS β Dorongan untuk membahas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan atau APBN-P setelah pemerintah resmi berganti menguat. Muncul sejumlah kemungkinan, dari menurunkan dulu angka defisit di APBN 2025 hingga sinyal βliarβ merevisi Undang-Undang Keuangan Negara guna melebarkan batas defisit ke atas 3 persen dari PDB.
Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Golkar, Mukhamad Misbakhun, mengatakan, di setiap masa transisi, ada mekanisme pembahasan APBN-P yang bisa ditempuh presiden terpilih untuk menyesuaikan ulang APBN yang sudah disusun pemerintah lama agar lebih sejalan dengan program dan visi-misinya.