INDUSTRI
Hilirisasi Perlu Sejalan dengan Penguatan Pasar Domestik
Integrasi industri pengolahan mineral dari hulu hingga hilir dibutuhkan untuk menambah nilai produk. Pembangunan industri pengolahan mineral juga diandalkan untuk membuka lapangan kerja.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2018%2F07%2F02%2Fe0564bf7-629b-41e8-9e23-a063fe178050_jpg.jpg)
Pemandangan "lahar" memijar di atas merupakan slag atau hasil samping dari pengolahan bijih nikel menjadi nickel matte di tempat penampungan PT Vale Indonesia (Tbk) di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Senin (2/7/2018).
JAKARTA, KOMPAS — Investasi yang berhasil direalisasikan dari dalam dan luar negeri untuk hilirisasi hasil tambang perlu dipastikan sejalan dengan penguatan pasar domestik. Kedua hal ini mesti diupayakan berlangsung secara paralel sehingga tak terjadi ketimpangan.
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, total investasi telah mencapai Rp 328,9 triliun per triwulan I-2023. Nilai ini setara dengan 23,5 persen dari target Presiden Joko Widodo, yakni Rp 1.400 triliun. Sebanyak Rp 177 triliun berasal dari penanaman modal asing (PMA) dan Rp 151,9 triliun dari penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 10 dengan judul "Hilirisasi Perlu Sejalan dengan Penguatan Pasar Domestik".
Baca Epaper Kompas