logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊHilirisasi Batubara Respons...
Iklan

Hilirisasi Batubara Respons Turunnya Permintaan

Batubara bisa diolah menjadi dimetil eter pengganti elpiji dan metanol. Strategi ini dinilai efektif untuk mengantisipasi turunnya permintaan batubara global.

Oleh
Mediana
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/iXAsrgVa0X8UfD7ckI3Lzxb0T4M=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F09%2F70666740_1537983355.jpg
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Pemuatan batubara ke tongkang di Pelabuhan PT Tunas Inti Abadi di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Rabu (26/9/2018). Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, batubara tersebut juga diekspor ke India, China, Thailand, Filipina, dan Vietnam.

JAKARTA, KOMPAS  β€” Proyek hilirisasi batubara di Indonesia harus dilakukan secara terencana dan terintegrasi. Gasifikasi batubara, yang menjadi program hilirisasi, menjadi dimetil eter dan metanol untuk mengantisipasi turunnya permintaan di masa mendatang seiring desakan penghapusan batubara sebagai sumber energi primer.

Permintaan batubara global diperkirakan turun hingga 25 persen pada 2035 dan 40 persen pada 2050. Masa kejayaan batubara sebagai sumber energi primer semakin berkurang karena tekanan gerakan lingkungan, seperti mempercepat penghentian operasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Namun, program hilirisasi batubara tak mudah direalisasikan.

Editor:
Aris Prasetyo
Bagikan