logo Kompas.id
EkonomiSumber Protein Terimbas...
Iklan

Sumber Protein Terimbas Kenaikan Harga Pakan

Harga jagung lokal sebagai bahan baku utama pakan naik. Begitu juga dengan ”soybean meal” (bungkil kedelai) yang sumbernya dari impor. Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah.

Oleh
M Paschalia Judith J
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VwWj_qkpxGIUPZYRGWxiEs-1pBw=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2F6ce8e192-26aa-4ab4-ba97-f3802d4aa8fc_jpg.jpg
Kompas/Hendra A Setyawan

Peternak menurunkan pakan ayam yang baru dikirim dari pabrik di sebuah peternakan ayam petelur di kawasan Pengasinan, Bogor, Jawa Barat, Rabu (28/4/2021). Para peternak mengeluhkan naiknya harga pakan dari Rp 287.500 per sak (50 kilogram) menjadi 295.000 per sak. Kenaikan pakan dipicu lonjakan harga jagung.

JAKARTA, KOMPAS — Tren kenaikan harga jagung lokal dan kedelai di pasar internasional berdampak pada struktur harga sumber pangan protein di dalam negeri, khususnya telur dan daging ayam serta tahu dan tempe. Jagung adalah komponen utama pakan ayam ternak. Adapun kedelai, selain menjadi bahan baku tahu dan tempe, ampas olahan minyaknya juga digunakan untuk pakan.

Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Timbul Sihombing menyebutkan, sebanyak 80-85 struktur biaya industri pakan bergantung dari bahan baku. ”Harga jagung sebagai bahan baku utama naik, begitu juga dengan soybean meal (bungkil kedelai) yang sumbernya dari impor,” katanya dalam diskusi daring bertajuk ”Geliat Industri Perunggasan: Harga Pakan, DOC dan Ayam Hidup” yang diadakan Katadata, Rabu (30/6/2021).

Editor:
Nur Hidayati
Bagikan