logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊProyek Gasifikasi Bukit Asam...
Iklan

Proyek Gasifikasi Bukit Asam Berlanjut di Tengah Pandemi

Proyek gasifikasi batubara menjadi dimetil eter atau DME di Indonesia mendesak diwujudkan. DME dapat berfungsi menggantikan elpiji yang 70 persen dari total konsumsi di Indonesia masih diimpor.

Oleh
ARIS PRASETYO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Aq3QRPIhDDKg1dvpbjAc7WpOso8=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F09%2FIMG_20180926_175530_1537955993.jpg
KOMPAS/ARIS PRASETYO

Suasana lokasi tambang batubara yang dikelola PT Tunas Inti Abadi, anak usaha PT ABM Investama Tbk, di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Rabu (26/9/2018). Luas kawasan tambang  3.085 hektar dengan produksi rata-rata 5 juta ton per tahun.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pandemi Covid-19 tak menghalangi PT Bukit Asam Tbk meneruskan proyek gasifikasi batubara menjadi dimetil eter atau DME sebagai pengganti elpiji. Proyek tersebut diharapkan rampung pada 2025 dengan target produksi 1,4 juta ton DME per tahun.

Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan, sama sekali tak ada rencana perusahaan untuk menunda atau menangguhkan proyek gasifikasi tersebut kendati pandemi Covid-19 masih terjadi. Produk DME di dalam negeri sangat dibutuhkan sebagai pengganti elpiji.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan