logo Kompas.id
EkonomiEkspansi ”Cloud Kitchen” Era...
Iklan

Ekspansi ”Cloud Kitchen” Era Pandemi Covid-19

Konsep ”cloud kitchen” atau dapur kolektif masih asing bagi kebanyakan orang. Trennya mulai meningkat di kalangan pengusaha kuliner, terutama di masa pandemi Covid-19. Dapur ini tak ubahnya seperti ”restoran virtual”.

Oleh
Agnes Theodora
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/t1bGH-a83pGn84BxlV0Mi8tLxdc=/1024x659/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2F1b0cae42-f3b1-4b0f-bf47-69f9922b0927_jpg.jpg
Kompas/Bahana Patria Gupta

Produk makanan yang disertakan dalam seleksi Program Digitarasa yang baru diluncurkan oleh GoFood dihadirkan di meja, di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (3/3/2020). Program Digitarasa memberi kesempatan pengusaha start up food and beverage terpilih mendapatkan akses pada pengembangan bisnis secara komprehensif dari mentor kelas dunia hingga akses ke permodalan.

Setiap kali warung bakso malangnya ramai disambangi pengunjung, perasaan Shinta Teviningrum campur aduk. Senang karena usahanya laris, tapi juga waswas. Sebab, ketika bisnisnya itu laku, biaya sewa gedung yang ia kontrak per bulan untuk membuka warung makan pun ikut menanjak.

Awalnya, saat pertama kali merintis warung bakso pada 1990 bersama suaminya, Shinta membuka 10 cabang di Jakarta, Bandung, dan Semarang. Namun, seiring dengan kondisi perekonomian yang naik-turun dan bisnis yang dipandang semakin laris, biaya kontrak gedung yang harus dibayar Shinta setiap bulan pun semakin tinggi. Shinta akhirnya menyerah.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan