logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊAntara Logika, Iman, dan...
Iklan

Antara Logika, Iman, dan Hasrat (Seksual) Terlarang

Siapa saja bisa menjadi penjahat seksual, apapun profesi, pendidikan atau agamanya. Akal dan iman saja tak cukup menjaga seseorang dari pelanggaran norma dan pelecehan manusia.

Oleh
M Zaid Wahyudi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/jNIISsDBpPyGLkvsLs3pgUNWDJk=/1024x685/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F08%2F20180726ITAc.jpg
Kompas

Koalisi perempuan yang tergabung dalam "Save Our Sister" berunjuk rasa di depan Kejaksaan Tinggi Jambi, Kamis (26/7/2018). Mereka menuntut dibebaskannya WA (15), korban pemerkosaan yang divonis penjara 6 bulan karena menggugurkan kandungannya.

Terungkapnya sejumlah kasus kekerasan seksual di lembaga pendidikan, umum dan keagamaan, menunjukkan siapa saja bisa menjadi penjahat seksual, apapun profesi, pendidikan atau agamanya. Akal dan iman saja nyatanya tak cukup menjaga seseorang dari berbuat hal-hal yang melanggar norma dan merendahkan manusia lain.

Pelaku kejahatan seksual, setinggi apapun pendidikan dan keimanannya, adalah orang yang tidak punya sistem kendali diri baik. "Rasionalitas tidak selalu sejalan dengan kendali diri," kata peneliti neurosains dan perilaku sosial yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Taufiq Pasiak di Jakarta, Jumat (7/1/2022).

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan