logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊSinterklas Sang Pemurah
Iklan

Sinterklas Sang Pemurah

Penutur bahasa Indonesia lebih memilih nama Sinterklas daripada Santa Claus dalam praktik berbahasa sehari-hari. Ini lebih karena faktor sosiobudaya dan fonologis.

Oleh
Stephanus E Bala
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ymi3uf49pPMCsPYIVDe_V8uMNWQ=/1024x1392/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2FStephanus-Bala_1640091598.jpg
ARSIP PRIBADI

Stephanus E Bala, Dosen Bahasa Indonesia di Universitas Multimedia Nusantara

Tak kenal maka tak sayang. Demikian pepatah lama mengatakan. Pepatah ini berlaku juga bagi tokoh Natal yang dijuluki Sinterklas. Dia begitu populer di berbagai kalangan, terutama anak-anak. Janggut putihnya yang panjang dan topi kuncup merahnya menjadi ikon pada setiap bulan Desember. Tokoh ini biasanya ditemani oleh Piet Hitam yang membawa karung hadiah yang siap dibagikan.

Sinterklas alias Santa Claus diduga terinspirasi gambaran seorang uskup Nikolaus yang suka berbagi hadiah kepada anak-anak. Dipercaya bahwa uskup Nikolaus dilahirkan sekitar tahun 280 Masehi di Patara, dekat Myra di Turki modern. Kemudian dia menjadi uskup di Myra dan sangat dikagumi karena kebaikannya.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan