logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanGuru 3T Berjibaku Pulihkan...
Iklan

Guru 3T Berjibaku Pulihkan Pembelajaran

Banyak guru di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar yang menjadi guru karena panggilan hati. Mereka sebenarnya bisa memilih pekerjaan lain, tetapi  tetap bertahan menjadi pendidik.

Oleh
Tim Kompas
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/t9lv0kZ10qn2aj2M-6pwDJXSqyA=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2Fa8ac3444-0d2b-45d7-9128-38616df95904_jpg.jpg
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN

Teguh dan siswanya dari Suku Batin Sembilan di Hutan Harapan, dalam kegiatan belajar mengajar di wilayah Kelompang, Kabupaten Batanghari, Jambi, Jumat (26/11/2021). Pendidikan adaptif terus dikembangkan demi menjangkau anak-anak di pedalaman. Guru mengambil peran penting di dalamnya.

JAKARTA, KOMPAS –  Pendidikan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar atau 3T  semakin terpukul sejak penutupan sekolah Maret 2020 akibat pandemi Covid-19. Pelajaran tak optimal membuat kemampuan dasar siswa kelas awal dalam mengenal huruf , membaca, dan menulis, menurun drastis. Meski demikian, dengan sepenuh hati, guru-guru 3T menjangkau para siswa di rumah yang lokasinya tak mudah dijangkau agar mereka tak ketinggalan pembelajaran.

Dari berbagai laporan yang dihimpun Harian Kompas dalam sepekan terakhir, para guru tetap berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun guru honorer di Pulau Jawa, Nusa Tenggara Timur, Sumatra, hingga Kalimantan terus berjuang  untuk mendampingi anak-anak belajar. Para guru, khususnya  SD memastikan para siswa bisa lancar membaca, menulis, dan menghitung. Apalagi sekolah-sekolah kini sudah mulai dibuka.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan