logo Kompas.id
Pendidikan & Kebudayaan”Seluruh” Bukan Jodoh Bilangan
Iklan

”Seluruh” Bukan Jodoh Bilangan

Dalam menulis secara baku, kata seluruh tidak bisa diikuti bilangan. Kita harus memilih salah satu.

Oleh
PAMUSUK ENESTE
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/riB64JAza5cVmgYLQ9qRY_BYpUg=/1024x575/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F12%2FBAHASA-Kolom_1545409606.png

Kita terkadang menggunakan kata tertentu yang sudah mencakup makna kata yang mengikutinya. Kita merasa tidak mantap jika hanya memakai satu kata. Akibatnya, timbullah kata-kata mubazir seperti agar supaya, maksud dan tujuan, naik ke atas, dan turun ke bawah.

Tidaklah mengherankan bila masih ada wartawan yang menulis kalimat (1) ”Seluruh 189 penumpang dan awaknya meninggal”. Kalimat itu muncul guna merekam kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 dalam penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang, 29 Oktober 2018. Berapa orang yang meninggal dalam kecelakaan pesawat naas itu? Jawabannya 189 orang, terdiri dari para penumpang dan awak pesawat. Dari media cetak kita ketahui, ke-189 orang itu terdiri dari 181 penumpang dan 8 awak pesawat. Rupanya si penulis kalimat belum yakin bahwa kata seluruh—yang berarti ’semua’ dan ’segenap’—sudah mencakup ”189”. Lalu terjadilah duplikasi itu: kata  seluruh disandingkan dengan bilangan 189.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan