Kenali Kesehatan Reproduksi sejak Dini
Pendidikan kesehatan reproduksi tidak hanya mengenai pendidikan seks, tetapi lebih luas lagi, yaitu tentang siklus kehidupan reproduksi perempuan dan laki-laki. Pendidikan ini diharapkan masuk kurikulum di sekolah.
JAKARTA, KOMPAS β Tingginya angka pernikahan usia anak selain karena faktor ekonomi, budaya, dan pendidikan, juga karena kurangnya pemahaman tentang kesehatan reproduksi, terutama pada diri anak. Memberikan pemahaman yang benar tentang kesehatan reproduksi kepada anak melalui pendidikan di sekolah diyakini akan dapat mengurangi pernikahan usia anak.
Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) serta Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, indeks pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja di Indonesia masih rendah, yaitu 57,1. Artinya, masih banyak remaja yang tidak tahu tentang kesehatan reproduksi diri mereka sendiri, termasuk tidak tahu risiko jika mereka menikah pada usia anak, di mana organ produksi mereka masih berkembang.