Kolor untuk Maryoto
Di tengah keriuhan liputan penangkapan Imam Samudera, saya belanja kolor untuk Mas Maryoto. Pengalaman serba pertama. Pertama kali meliput perburuan teroris, pertama kali belanja kolor untuk lelaki.
Suatu hari di bulan November 2002. Matahari sore merekah cerah di Palmerah. Selasar panjang yang sejuk di muka gedung mulai ramai oleh karyawan yang melintas menuju parkiran untuk pulang. Jam kerja orang kantoran baru saja usai. Tapi, tidak untuk wartawan seperti saya, yang saat itu baru empat bulan berlabuh di kantor ini.
Tiba-tiba Siemens saya berbunyi. Nama FIT terpampang di layar ponsel. Itu inisial Mbak Poppy, redaktur saya di Desk Nasional. βSarie bisa enggak ya ke Serang sekarang? Liput penangkapan Imam Samudera. Bareng sama Hermas,β kata Mbak Poppy yang bernama lengkap Fitrisia Martisasi.