Iklan
Kado Pernikahan yang Sesungguhnya
Selama hampir tujuh tahun pernikahan kami, saya belum bisa memberinya seorang buah hati.
Untuk menyiapkan hidangan kesukaannya, sudah sejak subuh saya berkutat dengan peralatan masak—wajan, panci, dandang, dan lainnya. Setelah dua bulan ditinggal pergi ke perantauan, akhirnya ia memberi kabar bahwa akan pulang dengan membawa buah tangan yang bisa menemani hari-hari saya. Kejutan buat saya, katanya sewaktu menelepon semalam hingga membuat pikiran saya kian terngiang-ngiang. Sungguh, rasa bahagia begitu menyesakkan dada saya mendengar itu semua.
”Kepulanganmu saja sudah membuatku terkejut, Mas,” ucap saya di telepon ingin tahu hadiah apa yang akan saya terima nanti. Namun, ia tetap merahasiakannya.