Kutatap kembali lelaki yang ketika itu sudah sangat kuyakin adalah mesin, dan tiba-tiba saja darahku terasa panas.

Kalau terasa nyata seperti ini, rasanya tidak masalah jika saya terjebak selamanya di dunia impian ini. Toh, di sini semuanya lebih baik.

Kalau punya aset seperti itu, untuk apa dia bekerja menjadi petugas kebersihan. Aneh!

Sudah tiga belas tahun bekerja. Berulang kali ia berusaha, berulang kali pula ia disalip oleh juniornya yang lebih mahir cari muka.

Sebagian dari mereka telah menjadi zombi dengan mata yang selalu mengonversi segala sesuatu dengan nilai tukar, termasuk rasa kemanusiaan.

Anak tikus menaruh tubuhnya di bawah ketiak Kakek Tinus. Janggutnya yang hitam legam, ia jadikan penutup kepala dari tiupan angin yang menyusup ubun-ubun.

Di hadapan Nia, Deni berlutut. Kedua tangan Nia dipegangnya. Dicium sekali bergantian.

Fani tak tahu harus menjawab apa. Ingatan tentang ayahnya begitu samar dan tak lengkap.