logo Kompas.id
Artikel OpiniPolitik ”Kanthong Bolong”
Iklan

Kepemimpinan

Politik ”Kanthong Bolong”

Di rezim demi rezim yang berkuasa pada era reformasi jarang kita temui sosok-sosok pelaku politik yang berjiwa kanthong bolong. Yang banyak kita dapatkan adalah politikus kanthong tebal. Hasilnya, rezim uang.

Oleh
INDRA TRANGGONO
· 1 menit baca
Ilustrasi
SUPRIYANTO

Ilustrasi

Dari banyak tokoh pewayangan yang penuh gebyar dan heboh dalam berkiprah, ada baiknya kita berguru kepada Petruk yang sederhana, jenaka, dan arif. Di tangan Petruk selalu menggantung kantong kecil yang disebut kanthong bolong. Ini bukan sembarang properti, melainkan icon yang mengandung filsafat pengorbanan dalam pengabdian.

Bersama Semar, Gareng, dan Bagong, Petruk menjadi abdi dan penasihat tokoh-tokoh ksatria Pandawa. Mereka disebut panakawan (bukan punokawan) karena memiliki pemahaman atas pengetahuan dan ilmu dan bisa menjadi teman/sahabat untuk mengatasi masalah. Pana artinya paham. Kawan bermakna teman.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Artikel Terkait
Belum ada artikel
Iklan