Inflasi yang masih berada di dalam rentang target membuat Bank Indonesia dinilai tak punya urgensi untuk buru-buru mengutak-atik tingkat suku bunga acuan.

Bank sentral AS, The Federal Reserve, menaikkan suku bunga 0,25 persen menjadi 5-5,25 persen. Dengan kondisi perekonomian dalam negeri yang positif, kenaikan ini diyakini tidak akan berpengaruh besar ke Indonesia.

The closure of SVB was expected to have no direct impact on Indonesian banks that did not have business ties, facility lines, or investments in SVB securities.

The Fed’s monetary tightening has and will continue to have a detrimental effect on developing economies. This policy has created global economic vulnerability.

The signs of a world recession have begun to appear, especially in the eurozone. Excessive increase for the umpteenth time will accelerate the world entering the brink of a recession.

Bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin sehingga menjadi 3,75-4 persen. Ini bisa berdampak pada pelemahan rupiah yang lebih dalam.

Kenaikan suku bunga The Fed secara berturut-turut selama periode Mei-Juli ternyata tidak berdampak signifikan terhadap stabilitas nilai tukar rupiah.

Meski disambut gembira oleh pasar, sejumlah analis mengingatkan bahwa situasi itu hanya sementara dan pasar masih sangat rentan. Situasi positif ini dinilai tidak akan berlangsung lama.