Sekolah swasta belum sepenuhnya dipandang sebagai mitra pemerintah dalam PPDB.

Masalah daya tampung setiap PPDB bisa diatasi dengan menggandeng sekolah swasta dan memperbanyak sekolah negeri baru.

Meski persentase sekolah swasta berkualitas kecil, keluarannya tak kalah dari sekolah negeri, bahkan mungkin lebih baik.

Jika dulu sekolah hanya sebagai tempat menuntut ilmu, sekolah sekarang bertransformasi mengikuti kebutuhan pembelajaran, orangtua, dan murid.

Dampak zonasi sangat dirasakan oleh sekolah swasta di bawah naungan yayasan, sementara pemasukan yayasan bersumber dari SPP siswa. Maka, ketika pemerintah menaikkan gaji PNS, pemerintah melukai guru-guru swasta. Adilkah?

Keberatan terhadap sistem zonasi lebih kepada kebijakan yang tidak adil. Pemerintah terlalu banyak memberikan perhatian ke sekolah-sekolah favorit, tetapi kurang peduli kepada sekolah negeri reguler dan swasta pinggiran.

Dalam konteks sekolah otonom, sekolah swasta harus mendapatkan perhatian seperti sekolah negeri pada umumnya. Dengan demikian, swasta diberi ruang untuk menghadirkan warna pendidikan yang lebih kompetitif.

Minimnya daya tampung membuat sebagian anak usia sekolah tidak dapat mencicipi ”kemewahan” sekolah negeri. Sekolah swasta yang kemudian menjadi pilihan akhir membuat keluarga kurang mampu semakin merana.