Aksi pemerasan yang dilakukan Sang ”Jagoan Cikiwul” di Bekasi kian memperburuk citra ormas di masyarakat. Perlu sanksi tegas agar kasus serupa tak terulang.

AD, satu dari tujuh korban di Kali Bekasi, dinilai sebagai 'anak rumahan' yang tenggelam menghindari kejaran polisi.

Puncak kegusaran warga dilampiaskan dengan merusak rumah Didik Setiawan yang telah membunuh GH. Warga pun trauma.

Didik membunuh GH (9) untuk menutupi perbuatannya memerkosa bocah cilik tersebut. Tidak terkait praktik perdukunan.

Dari dua pelaku itu, pihak yang berperan sebagai eksekutor, yakni U, anak yang masih berusia di bawah 17 tahun. Sementara L hanya sekadar mengikuti tawuran.

Penghuni kontrakan, Permana, diduga membunuh dan mengecor dua perempuan di Bekasi. Waktu yang dibutuhkan pelaku mengeksekusi para korban cukup cepat atau hanya berjarak sekitar 5 menit.

Kasus temuan dua mayat dicor semen yang kembali terungkap di Bekasi menambah daftar kasus-kasus sadis dan kerap sulit dicerna nalar yang masih terus terjadi di salah satu tetangga Jakarta itu.

Apakah Permana bunuh diri seusai membunuh dua perempuan? Atau ada aktor lain? Polisi tak ingin gegabah dalam membuat kesimpulan.