PLTU Sintang di Kalimantan Barat menerapkan metode bauran energi melalui ”co-firing”. Sebesar 10 persen penggunaan batubara untuk bahan bakar pembangkit digantikan cangkang kelapa sawit yang dipasok petani lokal.

PLTU Sintang menggunakan bahan bakar ”co-firing” atau pencampuran biomassa dengan batubara, dalam hal ini cangkang sawit. Penggunaan cangkang sawit membantu meningkatkan bauran energi terbarukan.

FABA, limbah pembakaran batubara PLTU, dimanfaatkan untuk pembuatan ”paving block” dan lapisan jalan di Sintang, Kalimantan Barat.

Listrik yang sampai ke rumah memungkinkan warga menjalankan usaha, menyalakan alat-alat elektronik hingga menerangi di kala malam hari. Di balik itu, terdapat para operator  yang berjibaku siang malam menghalau gelap.