Teror ini seakan mengulang peristiwa kelam pembungkaman kebebasan berpendapat di era Orde Baru.

”Panjebar Semangat”, majalah mingguan berbahasa Jawa dari Surabaya, Jawa Timur, sejak 2 September 1933 merajut asa seabad penerbitan di tengah ancaman disrupsi. 

Hari Pers Nasional, setiap 9 Februari, baru saja diperingati. Momen ini mendorong insan pers untuk lebih cermat menjawab berbagai tantangan yang kian berat.

Negara harus hadir secara demokratis melalui regulasi yang menciptakan ekosistem bisnis media yang berkeadilan.

Perkembangan peradaban dan teknologi saat ini banyak mengubah medium pemberitaan media cetak dan elektronik beralih ke media digital.

Publik berhak mengetahui fakta kebijakan dari pemerintah, dan di sini fungsi media menjembatani.

Indeks Kemerdekaan Pers Indonesia menurun belakangan ini. Perlu komitmen bersama untuk membangun pers yang merdeka.

Di Balik Berita cerita soal hubungan Presiden Jokowi dulu dan sekarang dengan pers serta menteri yang ”kucing-kucingan”.