Ujian tulis berbasis komputer untuk masuk perguruan tinggi negeri semakin sulit dicurangi. Namun, tetap ada peserta yang tergoda berbuat curang dengan bantuan pihak lain.

Maraknya praktek joki karya ilmiah membuat kalangan akademisi kesulitan untuk menilai mana karya ilmiah asli atau palsu.

Cara curang dalam menerbitkan naskah ilmiah di kalangan dosen sangat beragam. Selain membayar jasa sebuah lembaga, ragam lain adalah nama dosen dicatat sebagai penulis korespondensi atau penulis pertama pada penelitian yang tidak dibuatnya.

Tim khusus di perguruan tinggi untuk membantu dosen meraih jabatan guru besar atau profesor berada di ranah abu-abu. Tim ini terindikasi mengabaikan integritas akademik, tetapi praktiknya seakan legal hadir di kampus.

Joki memainkan peran krusial bagi dosen penempuh jalan pintas dalam penerbitan artikel ilmiah di jurnal internasional. Prosesnya transaksional, terindikasi melanggar integritas akademik.

Dosen yang ingin naik jabatan menjadi guru besar perlu berjuang keras. Selain mengumpulkan angka kredit minimal 850, mereka juga harus dapat menerbitkan artikel ilmiah di jurnal internasional bereputasi.

Joki masih bergentayangan di dunia pendidikan kita. Selama pandemi, jasa mereka makin dicari oleh mahasiswa yang malas mengerjakan tugas.