Perayaan yang penuh kegembiraan berubah menjadi kepanikan setelah dua kelompok yang berseteru terlibat baku tembak.

Penembakan massal di Amerika Serikat seakan tak berujung. Rakyat tak lagi merasa aman pergi ke mana pun karena penembakan bisa terjadi di mana saja. Pemerintah AS didesak tegas kendalikan senjata.

Bukankah AS terkenal sebagai bangsa yang menentang budaya kekerasan, mengutamakan hak asasi manusia (HAM) dan demokrasi?

Upaya Pemerintah AS untuk membatasi kepemilikan senjata dan mengontrol penggunaan senjata mundur satu langkah setelah Mahkamah Agung membatalkan salah satu UU di New York. Hakim menilai setiap warga berhak bawa senjata,

Wakil Presiden AS Kamala Harris menyerukan warganya untuk melawan kekerasan bersenjata yang terus terjadi di beberapa wilayah di negaranya.

Sejak tahun 1999 tercatat ada 14 kasus penembakan di sekolah dan perguruan tinggi di Amerika Serikat.

Penembakan massal terjadi lagi di AS. Peristiwa terbaru terjadi di Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas.

Penembakan di Collierville, Tennessee, Amerika Serikat, menewaskan dua orang, termasuk pelaku, dan melukai 12 orang lainnya.