Bermain di bawah cuaca panas tak menyurutkan semangat mereka saat bertanding. Saking semangatnya, beberapa dari mereka harus jatuh bangun saat berlari mengejar bola atau mencegah pemain lawan melakukan serangan.

Di Kudus, orangtua adalah pendukung nomor satu anak yang sedang merajut mimpi jadi pesepak bola putri. Seperti yang Kahlil Gibran tulis, orangtua menjadi busur kuat bagi anak yang meluncur bak panah.

Seperti kehidupan, begitulah pembinaan sepak bola putri di Kudus, Jawa Tengah. Dari tiada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari tidak bisa menjadi bisa. Semua berawal dari mimpi membawa Indonesia ke Piala Dunia.

Setelah sukses digelar di Kudus, Jawa Tengah, turnamen MilkLife Soccer Challenge akan digelar di delapan kota di Indonesia pada 2024.