Harian ”Kompas” memiliki arti tersendiri bagi Presiden Joko Widodo sebagai media massa yang telah berdiri selama puluhan tahun.

Di tengah Pandemi Covid-19, seniman tradisi dituntut terus mencari jalan untuk tetap dapat bertahan. Mereka butuh dukungan untuk dapat mengadopsi teknologi. Juga agar bisa turut mendapat ruang di arus utama.

Perjalanan Harian Kompas sejak 55 tahun yang lalu penuh liku dan ujian. Kolaborasi antara kedua motor penggeraknya, Jakob Oetama dan PK Ojong menjadi penentu Kompas dapat berdiri besar dan tegap hingga kini.

Harian ”Kompas” berdiri untuk menyuarakan ”Amanat Hati Nurani Rakyat”. Amanat tersebut harus terus diwujudkan dalam perbuatan nyata, terlebih di saat pandemi melanda.