Kluster pondok pesantren muncul di Kota Tegal, Jawa Tengah, bulan ini. Kluster terungkap setelah seorang santri yang kembali dari luar kota mengeluhkan gejala Covid-19. Saat dites, dia dan 12 orang lainnya positif.

Penanganan kluster pondok pesantren di Banyuwangi tak hanya menjadi perhatian pengasuh pondok dan pemerintah. Bantuan mengalir dari banyak pihak, termasuk umat Katolik Paroki St Paulus Jajag. Semua pihak berkolaborasi.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Banyuwangi menyiapkan skenario pemilahan santri. Langkah ini diambil guna mencegah penularan di kluster pondok pesantren semakin meluas.

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dibantu Kementerian Kesehatan, TNI, dan Polri membangun dapur umum guna memfasilitasi karantina lokal di Pondok Pesantren Darussalam. Sehari dapur umum memasok 18.000 porsi bagi santri.

Sebanyak 100 kasus Covid-19 muncul di Banyuwangi, Jawa Timur. Sejumlah 89 kasus di antaranya berasal dari kluster pondok pesantren. Penyebab meluasnya kluster ini adalah adanya santri yang tinggal di luar pesantren.

Dinas Kesehatan Banyuwangi terus menelusuri penyebaran virus SARS-CoV-2 di kluster pondok pesantren. Hingga kini, jumlah konfirmasi kasus positif terus bertambah menjadi 93 kasus.