Warga Gaza yang sudah kekurangan bahan pangan semakin menderita dengan konflik yang terus berlangsung,

Bukan dokter, perawat, ataupun pemerintah yang menjadi garda terdepan penanganan tengkes, melainkan kader sehat setempat, posyandu, dan puskemas. Selain itu, peran orangtua juga sangat besar.

Bonus demografi berpotensi mempercepat pertumbuhan ekonomi karena penduduk didominasi usia produktif. Masalah-nya kita masih menghadapi tantangan gizi penduduk yang berpotensi mempengaruhi tingkat produktivitas.

Hanya ada waktu dua tahun untuk mencapai target prevalensi tengkes 14 persen. Tanpa upaya percepatan, secara realistis prevalensi tengkes hanya bisa diturunkan menjadi kira-kira 21 persen pada tahun 2024.

Percepatan perbaikan gizi di Asmat mutlak dan sangat urgen dilakukan saat ini. Menunda hal tersebut sama artinya membiarkan anak-anak Asmat semakin jauh tertinggal dan rentan terhadap kekerasan.

Pola asuh dan faktor ekonomi sebagai penyebab anak kekurangan gizi. Rumah Gizi menjadi tempat anak-anak untuk memperbaiki gizinya selama enam bulan.

Percepatan penurunan prevalensi tengkes di Indonesia dilakukan dengan dua pendekatan, spesifik dan sensitif. Intervensi spesifik akan difokuskan pada pemeriksaan kesehatan sebelum kelahiran dan pada bayi umur 6-23 bulan.