logo Kompas.id
β€Ί
Kesehatanβ€ΊPenanganan Tengkes Fokus...
Iklan

Penanganan Tengkes Fokus Sebelum Kelahiran dan Saat Bayi Berumur 6-24 Bulan

Percepatan penurunan prevalensi tengkes di Indonesia dilakukan dengan dua pendekatan, spesifik dan sensitif. Intervensi spesifik akan difokuskan pada pemeriksaan kesehatan sebelum kelahiran dan pada bayi umur 6-23 bulan.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
Β· 1 menit baca
Suasana di posyandu di Desa Pandanlandung, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/8/2019). Tampak seorang anak menerima tambahan vitamin dari petugas posyandu. Salah satu prioritas program pemerintah melalui posyandu adalah pencegahan stunting, dan dilakukan dengan mengawal kesehatan anak sejak balita.
KOMPAS/DAHLIA IRAWATI

Suasana di posyandu di Desa Pandanlandung, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/8/2019). Tampak seorang anak menerima tambahan vitamin dari petugas posyandu. Salah satu prioritas program pemerintah melalui posyandu adalah pencegahan stunting, dan dilakukan dengan mengawal kesehatan anak sejak balita.

JAKARTA, KOMPAS β€” Sebanyak 23 persen bayi di Indonesia lahir sudah mengalami tengkes. Kondisi itu dipicu oleh banyaknya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan kekurangan darah sejak remaja hingga hamil. Tengkes meningkat tajam pada bayi umur 6-23 bulan atau setelah mereka mengenal makanan tambahan akibat kurangnya asupan protein hewani.

”Pada kedua tahapan itu harus dilakukan intervensi karena dampaknya besar terhadap stunting,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam pembukaan webinar Audit Kasus Stunting di Jakarta, Kamis (17/3/2022). Intervensi penyebab langsung tengkes ini berkontribusi 30 persen terhadap kasus tengkes di Indonesia.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan