Harian Kompas menggelar rangkaian acara untuk memperingati hari ulang tahun ke-58. Tiga acara tersebut adalah ziarah ke makam pendiri Kompas, penganugerahan Cendekiawan Berdedikasi Kompas, dan pesta perayaan.

Sebanyak 42 lukisan tentang salah satu pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama ditampilkan dalam pameran Mikul Dhuwur Mendhem Jero di Bentara Budaya Yogyakarta.

Jenama musik ”seriosa” yang sekarang akan digeliatkan lagi dengan julukan ”tembang puitik”, patut disyukuri pencinta musik. Nama aslinya, ”seriosa”, sebenarnya sudah baik. Namun, ”tembang puitik juga pas.

Sudah 1.000 hari yang lalu, Jakob Oetama berpulang dari dunia ini. Ia meninggalkan teladan berupa kejujuran dan ketulusan semasa hidupnya. Sudah seharusnya teladan itu terus dihidupi banyak orang.

Pemimpin seharusnya melahirkan pemimpin-pemimpin baru. Pemimpin harus siap dan sedia memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk menjadi pemimpin penerus.

Tembang Mijil Gagat Waspa mengalun di depan petilasan Mbok Turah. Para sinden bersimpuh melantunkan doa untuk para arwah maestro seni pewayangan. Di situlah, mereka ngalap berkah.

The Bentara Budaya was born out of Kompas founders P.K. Ojong and Jakob Oetama’s love for art and culture. Since the 1970s, Kompas has been collecting a number of paintings, antiques, and other art and cultural objects.

Ziarah ke makam pendiri harian Kompas, Jakob Oetama dan PK Ojong, menjadi ritual wajib yang dilakukan karyawan Kompas saat koran ini berulang tahun. Begitu juga saat ulang tahun ke-57 Kompas yang jatuh pada 28 Juni 2022.