Grebeg Sudiro merupakan tradisi wujud akulturasi jawa dan tionghoa menyambut Imlek.

In Surakarta Central Java, Imlek (Chinese New Year) is a joint celebration. Residents enthusiastically welcome Grebeg Sudiro, an annual cultural carnival symbolizing the integration of Chinese and Javanese communities.

Tak hanya karnaval budaya, Grebeg Sudiro juga mempunyai daya tarik lain, yakni wisata perahu hias. Di balik keindahan warna-warni perahu dan lampionnya tersimpan kisah kejayaan transportasi air dalam kota tempo lawas.

Penyelenggaraan Grebeg Sudiro menjelang Imlek di Surakarta menjadi simbol berbaurnya masyarakat Tionghoa dan Jawa. Acara itu juga memberi bukti bahwa perbedaan tak seharusnya dijadikan alasan untuk memecah belah.

Tahun ini, perayaan Imlek terasa lebih semarak, di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Ribuan lampion hias dipasang. Grebeg Sudiro juga hadir kembali.

Meskipun panggung Imlek berikut kerumunan ditiadakan gara-gara wabah, ekspresi kebudayaan Tionghoa tetap dihormati, tak bisa dimatikan oleh Covid-19.

Di Solo, kolaborasi keberagaman seni budaya dari etnis yang berbeda bisa menjadi atraksi menarik untuk pengembangan pariwisata.