Dampak Covid-19 berkepanjangan berpotensi merusak daerah otak yang memicu penurunan kemampuan pengenalan wajah atau prosopagnosia.

Banyak kasus Covid-19 menyebar melalui orang-orang terdekat yang positif tetapi tanpa gejala atau bergejala ringan. Kesadaran publik untuk waspada harus dibangkitkan kembali.

Kedisiplinan warga menerapkan protokol kesehatan efektif menekan laju penularan Covid-19. Hal ini sekaligus membantu mengurangi risiko tenaga kesehatan terpapar Covid-19 sehingga lebih optimal merawat pasien.

Seiring lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron, kecemasan pun meningkat. Kecemasan yang tidak terkelola bisa memicu tindakan tak rasional. Karena itu, kendalikan cemas hingga bisa bijak menyikapi situasi menekan ini.

Studi terbaru menyebutkan, gejala awal Covid-19 berbeda di antara kelompok umur. Perbedaan gejala infeksi itu juga terjadi antara lelaki dan perempuan. Karena itu, beragam gejala awal infeksi perlu dikenali sejak dini.

Meski sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19, mereka yang positif Covid-19 masih merasakan efek jangka panjang Covid-19 hingga berminggu-minggu.

Sebagian masyarakat yang telah dinyatakan sembuh dari Covid-19 masih mengeluhkan indera penciuman dan perasa yang belum kembali normal.

Munculnya vaksin Covid-19 memberikan amunisi dalam upaya keluar dari pandemi Covid-19. Kekebalan tubuh yang dihasilkan dari vaksinasi diharapkan mampu menghasilkan kekebalan kelompok (herd immunity).