Indonesia mempunyai banyak agenda untuk disuarakan dalam BRICS, termasuk soal menjaga keutuhan wilayah dan mendorong kemandirian ekonomi.

Dalam banyak hal, kita sering bertindak tanpa melihat dan mempertimbangkan dengan matang ”leverage” yang kita miliki.

Terlepas dari peningkatan keterlibatan Indonesia di Pasifik, isu Papua terus menjadi isu tetap.

Arah diplomasi digital Indonesia menjadi penting, mengingat pemerintahan baru, perlu memanfaatkan peluang yang ada.

Di bawah keketuaan Laos, ASEAN diharapkan segera mengimplementasikan kesepakatan, terutama terkait krisis di Myanmar.

Advokasi tentang solidaritas perempuan Afghanistan terus digaungkan di Markas Besar PBB di New York, AS. Ikhtiar ini bertujuan untuk menekan rezim Taliban yang menerapkan kebijakan diskriminasi terhadap perempuan.

Indonesia sebagai salah satu kekuatan menengah di kawasan ingin kerja sama yang dibangun memperkuat stabilitas dan pertumbuhan regional. Penguatan kerja sama itu mengacu pada prinsip inklusif dan transparan.

Pada awal menerima tampuk keketuaan—dari Kamboja— ada begitu banyak harapan diletakkan di pundak Indonesia. Akan tetapi, di sisi lain, harus diakui Indonesia bukanlah pemilik ”peluru perak”.