Karya foto idealnya untuk dinikmati dalam bentuk cetak bukan di ponsel, menikmati karya di buku itu berbeda.

Kumpul Buku Foto Yogyakarta kembali digelar memperingati 10 tahun komunitas itu dan merayakan 180 tahun Hari Buku Foto Dunia.

Mengenalkan buku foto Indonesia ke tiga negara dan memperlihatkan keberagaman ide mencipta sebuah buku foto.

Pandemi Covid-19 sudah berlalu, tetapi jejaknya tak akan hilang. Banyak cara dilakukan untuk menyimpan ingatan akan pandemi, salah satunya dengan menerbitkan buku foto.

Komunitas Cangkruk Buku Foto Surabaya selenggarakan pameran buku foto di Kedai rejo, Surabaya. Pameran dilakukan untuk mengenalkan buku foto ke masyarakat umum.

Melalui jejak rangkaian visual yang tersajikan, stimulus penyadaran akan pentingnya kewaspadaan terhadap bencana serta kemauan menjaga lingkungan yang rawan berdampak bagi bahaya bencana pun tergugah.

Sekarang semua orang bisa mudah memotret, punya banyak stok foto. Namun kalau semua tidak dikelola, hanya akan menjadi sampah visual. Untuk itulah, buku foto hadir.

Melalui buku foto ”Letusan Merapi 21”, Boy T Harjanto menunjukkan arti kesabaran menunggu momen.