Aturan baru pemerintah mengamanatkan agar tidak ada lagi dosen di Indonesia yang digaji di bawah UMR.

Menghilangkan budaya instan dalam publikasi ilmiah harus diterapkan di semua lini, sejak pendidikan usia dini.

Para dosen merasa lelah dengan berbagai perubahan kebijakan, terutama pada urusan administratif. Masa depan perguruan tinggi dan dosen Indonesia tak kunjung bergerak maju.

Memberi dosen ruang dan waktu ("sabbatical leaves") yang dibutuhkan untuk mengembangkan diri dan mengeksplorasi lebih banyak minat riset mereka bisa menjadi jalan keluar untuk mencegah praktik perjokian karya ilmiah.

Apabila acuan utama seorang akademisi adalah kemanfaatan bagi masyarakat yang diukur dari karya ilmiah dalam bentuk jurnal, ada kesenjangan yang perlu dicermati. Bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan hasil penelitian?