Dari balik tembok rumah tua Kampung Kauman Pekalongan, beberapa usaha batik dilestarikan dan diwariskan.

Setelah beberapa waktu terdampak pandemi, sentra kerajinan batik di Pekalongan kembali berangsur pulih. Perajin kembali memproduksi kerajinan batik dari penyediaan kain, pewarnaan, batik cap hingga batik tulis.

Penjualan batik produk UMKM di Pasar Grosir Batik Setono, Pekalongan, tetap bertahan meski tidak seramai seperti pada awal diresmikan tahun 2000. Kini mereka mengandalkan penjualan batik dari para wisatawan.

Indrawati Gan gigih berusaha melestarikan batik Tionghoa yang pernah dibuat dan dirintis keluarganya sejak tahun 1870 dengan label batik Gan. Pelestaroan Dilakukannya dengan membuat lukisan dan menulis buku.

Pasar Batik Sentono menjadi alternatif kunjungan wisata belanja di Kabupaten Pekalongan yang tidak jauh dari akses tol transjawa.

Pelaku UMKM batik di Kota Pekalongan dan Kota Tegal, Jateng, mengeluhkan nihilnya pemasukan selama kebijakan PPKM. Padahal, mereka tetap dibebani gaji pekerja. Mereka berharap bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Kerajinan batik di Pekalongan terus bertahan dan dipelihara di tengah pasang surutnya tren dan pasar.

Sejumlah perajin batik di Kota Pekalongan, Jawa Tegah, mengaku tidak terpengaruh dengan adanya klaim China terhadap batik. Kasus ini dinilai bisa memperkuat kepedulian masyarakat terhadap batik Indonesia.