Kesenian menjadi pelipur atas pungutan-pungutan pemerintah yang merontokkan daya beli masyarakat. Penyelenggara acara bersiasat tetap cuan dan menjaga kewarasan.

Penikmat seni berkesempatan menelusuri berbagai karya seni dalam ajang Yogya Annual Art ke-9 yang bagian dari ArtJog.

Ruang-ruang seni di Yogyakarta serentak membuka pameran, di antaranya Sangkring yang menampilkan karya 102 seniman.

Ajang Artjog tahun ini mengusung tema ”Motif: Ramalan”.

Pameran seni tahunan Artjog kembali digelar dengan melibatkan 73 seniman yang terdiri dari 51 seniman dewasa serta 22 seniman anak.

Pameran seni rupa Artjog memberi dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitarnya. Dampak ekonomi penyelenggaraan Artjog bahkan diperkirakan mencapai triliunan rupiah.

Para seniman melewati pandemi secara kreatif dan produktif. Ada yang bergelut dengan kertas atau kanvas, hingga kayu-kayu di samping rumah untuk dijadikan karya seni. Berkarya tiada henti menjadi obat sekaligus doa.

Di Pasar Cemangking, siapa pun yang berminat terhadap karya seni rupa yang dipajang dan segera di-”cangking” atau dibawa. Ini semacam plesetan dari jargon ’cash and carry’ menjadi ’cash and cangking’.