Kompas.id

ariel heryanto

Kita telanjur terdidik menilai masa kolonial itu serba abnormal. Seakan-akan kehidupan kapitalis masa kini normal.

Bagikan

Tempo Doeloe

Kita telanjur terdidik menilai masa kolonial itu serba abnormal. Seakan-akan kehidupan kapitalis masa kini normal.

Patjar Merah

Sebagian besar karier politik Tan Malaka di bawah tanah. Ia diawasi dan dikejar intel dan polisi mancanegara.

Nasib Dosen

Dosen universitas swasta di Tanah Air tidak menikmati otonomi akademik, apalagi yang berstatus pegawai negeri.

Pria Idaman

Restu Presiden Jokowi atau pencalonan Gibran diduga berpengaruh besar terhadap kemenangan Prabowo-Gibran.

Menandingi Singapura?

Singapura unggul bukan baru belakangan dan tidak hanya di bidang industri hiburan atau pendidikan.

Iklan

Sumpah 1928

Sumpah Pemuda 1928 bukan saja berwatak antikolonial, tetapi lebih tepat disebut pascakolonial.

Bendera

Tingkat kepekaan masyarakat bisa berbeda-beda ketika lambang negara, kepala negara, atau lambang keagamaan mereka dibuat lelucon atau diolok-olok.

Ujar Kebencian

Caci maki layak diberi hak suara di ruang publik sebagai jeritan kaum yang terluka. Fungsinya mirip batuk, bersin, kentut, muntah, atau pecahnya bisul bernanah.

Pascakolonial

Semangat pascakolonial bersorak nyaring dalam novel ”Bumi Manusia”. Namun, novel itu terbit di Indonesia yang sebagian masyarakatnya masih berkubang dalam watak kolonial dan antikolonial.

Plaza Senayan

Maka jelas, mal bukanlah sekadar lokus ekonomi tempat jual-beli barang, melainkan juga arena provokasi pikiran, jangkar dari sensasi dan memori, tak heran dulu pernah dijuluki “katedral modernisme”.

Iklan