logo Kompas.id
OpiniTempo Doeloe
Iklan

Analisis Budaya

Tempo Doeloe

Kita telanjur terdidik menilai masa kolonial itu serba abnormal. Seakan-akan kehidupan kapitalis masa kini normal.

Oleh
ARIEL HERYANTO
· 1 menit baca
 Ariel Heryanto
SALOMO TOBING

Ariel Heryanto

Kenangan manis dari masa kolonial lazim disebut Tempo Doeloe. Gairah pada Tempo Doeloe kini marak di kota-kota di Jawa. Tidak sekadar mewarisi peninggalan kolonial, tetapi menciptakan yang sebelumnya tidak ada. Misalnya dalam proyek ”kota lama”, ”kota tua” atau heritage. Atau pada nama, desain, dekorasi bangunan atau menu restoran.

Juga sebagai tema acara hiburan. Di Malang diadakan Tong-tong Market Night (25-28 Juli 2024), lanjutan acara serupa tahun 2022. Untuk berbelanja pengunjung harus menukar uang rupiah dengan kupon ”gulden”, yakni nama mata-uang Belanda sebelum diganti euro.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Tempo Doeloe ".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Artikel Terkait
Belum ada artikel
Iklan