Menikmati kopi susu sambil mendengarkan musik di angkringan saat ini menjadi gaya hidup kaum muda di Bandar Lampung. Angkringan tak hanya menjadi tempat pelepas penat, tapi juga menjadi ruang ekspresi bagi pemusik.

Hik meninggalkan jejak etos kerja dan kegigihan orang kampung yang merantau ke kota besar. Tak berlebihan menyebut hik juga sebagai sebuah jejak perjuangan ”wong cilik”.

Hik atau warung wedangan bertransformasi sesuai zaman. Dari pikulan keliling, gerobak, kini model bisnis ini diterapkan di restoran dan kafe. Nuansa bersahaja tetap jadi jualan utama.

Sebuah perusahaan otobus di Pemalang, Jateng mencoba bertahan pada masa pandemi. Mereka menyulap bus pariwisata menjadi sebuah angkringan. Penumpang bisa berwisata keliling kota sambil menyantap jajanan khas angkringan.